Eksplorasi Kota Tangerang: Surga Kuliner dan Warisan Budaya yang Menawan
BSD City, Arteesid.com. Di balik perkembangan pesat dan dinamika kota metropolitan, Kota Tangerang menyimpan kekayaan kuliner serta tradisi budaya yang layak untuk dieksplorasi lebih dalam.
Tak hanya dikenal sebagai kota penyangga Jakarta, Tangerang kini menjelma menjadi salah satu destinasi favorit para wisatawan yang ingin menikmati kekayaan rasa dan budaya lokal.
Perjalanan menjelajah bisa dimulai dari kawasan Pasar Lama, yang telah lama menjadi ikon wisata kuliner di Kota Tangerang.
Di sana, deretan pedagang kaki lima hingga kedai legendaris menyajikan berbagai kuliner khas dari lintas etnis seperti Cina Benteng, Betawi, hingga peranakan Sunda.
Salah satu sajian unggulan yang tidak boleh dilewatkan adalah laksa khas Tangerang, dengan kuah kental berbumbu rempah dan aroma segar dari daun kemangi. Rasa otentiknya menjadi pembuka yang sempurna untuk petualangan rasa.
Tak jauh dari Pasar Lama, pengunjung bisa melanjutkan wisata ke Kampung Budaya Cina Benteng, yang menyimpan kisah panjang keberadaan komunitas Tionghoa di Tangerang.
Di kawasan ini, bangunan tua bergaya kolonial dan Klenteng Boen Tek Bio yang berdiri sejak abad ke-17 menjadi magnet utama para wisatawan pencinta sejarah.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang, Boyke Urip Hermawan, kawasan Pasar Lama telah menjadi destinasi andalan berkat ragam kuliner ikonik seperti laksa, sate, dan aneka jajanan khas.
"Pasar Lama adalah etalase rasa Kota Tangerang. Di sini, pengunjung bisa merasakan langsung sajian kuliner otentik yang diwariskan secara turun-temurun," ungkap Boyke, dikutip dari laman tangerangkota.go.id, Rabu (16/4/2025).
Selain kuliner, Tangerang juga menawarkan kekayaan tradisi yang menjadikannya menarik sebagai tujuan wisata budaya. Sejumlah tempat bersejarah kini menjadi favorit para pelancong, seperti Museum Benteng Heritage, Masjid Kali Pasir, serta kawasan mural berwarna-warni di Kampung Bekelir.
Klenteng Boen Tek Bio, yang dibangun pada tahun 1684, dikenal sebagai klenteng tertua di Tangerang. Selain menjadi tempat ibadah, lokasi ini juga merupakan pusat kegiatan budaya Tionghoa di kawasan tersebut. Pengunjung bisa menikmati keindahan arsitektur serta memahami nilai-nilai tradisi yang terus hidup di masyarakat.
"Kami terus menghidupkan budaya dan tradisi melalui berbagai festival, seperti Festival Budaya, Culinary Night, Festival Cap Go Meh, hingga Festival Cisadane," tambah Boyke.
Tangerang bukan sekadar tempat transit, melainkan sebuah kota yang hidup dan terus melestarikan peninggalan leluhur secara berkesinambungan.
Keberadaan batik tulis khas Tangerang juga menjadi bagian penting dari kekayaan budaya lokal. Motif seperti Kembang Kipas dan Naga Cisadane merepresentasikan cerita-cerita lokal yang dituangkan ke dalam lembaran kain.
Dengan kombinasi antara cita rasa kuliner yang menggoda dan nilai budaya yang kaya makna, Kota Tangerang menjadi destinasi wisata yang tak boleh dilewatkan bagi siapa saja yang ingin merasakan pengalaman yang otentik dan berkesan.