Bus Listrik Bekasi-Yogyakarta, Biaya Lebih Murah Daripada Solar

Uji Coba Bus Listrik Bekasi-Yogyakarta, Efisiensi Biaya yang Menarik

Uji coba bus listrik rute antarkota antarprovinsi (AKAP) Bekasi-Yogyakarta memberikan gambaran menarik mengenai efisiensi biaya dibandingkan dengan bus konvensional berbahan bakar solar. Proses uji coba ini mencerminkan potensi penghematan yang signifikan dalam operasional transportasi.

Perjalanan dimulai pada pukul 10.00 WIB dari Pool Sumber Alam di Pondok Ungu, Bekasi. Bus yang digunakan adalah Higer asal Tiongkok dengan baterai terisi sebesar 95 persen. Selama perjalanan, kendaraan melintasi Tol Jakarta–Cikampek yang relatif sepi, sehingga kecepatan tetap stabil antara 70–80 km/jam.

Setelah dua jam perjalanan, bus tiba di Rest Area Cikamurang dengan sisa baterai sebesar 60 persen setelah menempuh jarak 139 km. Pengisian ulang dilakukan menggunakan fasilitas fast charging 200 kW selama 58 menit. Dalam proses tersebut, baterai terisi dari 60 persen hingga 92 persen dengan konsumsi daya sebesar 102,56 kWh dan biaya sekitar Rp 202 ribu.

Perjalanan dilanjutkan ke Ajibarang, melewati jalur menanjak Purwokerto–Tegal tanpa mengalami kendala berarti. Bus listrik ini memiliki kapasitas 40 penumpang dengan tenaga sebesar 245 kW atau setara 328,55 dk dan torsi 3.239 Nm. Baterai yang dimiliki sebesar 303 kWh dengan klaim jarak tempuh hingga 540 km sekali isi penuh.

Pada pukul 17.49 WIB, bus tiba di Ajibarang dengan sisa baterai sebesar 38 persen. Selama masa istirahat sore hari, pengisian kembali dilakukan selama 55 menit hingga mencapai 85 persen. Daya yang terisi sebesar 154,2 kWh dengan biaya sekitar Rp 303 ribu.

Total biaya listrik untuk keseluruhan perjalanan kali ini mencapai Rp 505 ribu, yang jauh lebih murah dibandingkan dengan bus diesel yang bisa menghabiskan bahan bakar antara Rp 900 ribu hingga Rp 1 juta untuk rute yang sama.

Perjalanan menuju Yogyakarta terasa sangat hening, tanpa suara mesin maupun getaran kasar yang biasanya terdengar dari bus bermesin diesel. Menjelang pukul 22.00 WIB, bus singgah di Pool Sumber Alam Kutoarjo sebelum akhirnya tiba di Yogyakarta pada tengah malam dengan sisa baterai sebesar 41 persen.

Menurut Maura Aniasa Rinjani, Marketing Manager Kalista, waktu tempuh reguler rute Bekasi-Yogyakarta dengan bus listrik bisa mencapai 11-12 jam, yang setara dengan waktu tempuh bus konvensional karena waktu charging disamakan dengan jam istirahat.

Kalista tidak hanya menyediakan armada, tetapi juga ekosistem lengkap mulai dari infrastruktur, SDM, sistem pemantauan, hingga dukungan teknis. Uji coba tahap kedua ini berlangsung dari 16 Agustus hingga 31 Oktober 2025, terbuka untuk penumpang umum dengan tiket seharga Rp 170 ribu termasuk makan satu kali.

Keunggulan Bus Listrik dalam Transportasi Antar Kota

Bus listrik menawarkan beberapa keunggulan yang signifikan dibandingkan dengan bus konvensional. Salah satunya adalah penghematan biaya operasional yang cukup besar. Dengan harga bahan bakar solar yang semakin meningkat, penggunaan bus listrik dapat menjadi solusi yang lebih hemat.

Selain itu, bus listrik juga lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas buang. Hal ini menjadikannya sebagai pilihan yang lebih baik untuk menjaga kualitas udara di wilayah perkotaan dan daerah-daerah yang dilalui oleh rute antarkota.

Kemudian, kebisingan yang lebih rendah membuat perjalanan lebih nyaman bagi para penumpang. Tidak ada suara mesin yang mengganggu, sehingga suasana di dalam bus terasa lebih tenang dan nyaman.

Dengan adanya uji coba ini, diharapkan akan semakin banyak pengusaha angkutan umum yang beralih ke penggunaan bus listrik. Selain untuk keuntungan ekonomi, hal ini juga berkontribusi positif terhadap lingkungan dan kualitas hidup masyarakat.