Geely Pecahkan Rekor 866 SPK di GIIAS 2025, Tapi Merek Jepang Tetap Dominan

BSD City, Arteesid.com. Partisipasi perdana Geely Auto Indonesia dalam Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 menunjukkan potensi besar bagi merek asal Tiongkok ini. Meskipun mendapat sambutan positif dari pengunjung, Geely masih belum mampu mengalahkan dominasi merek Jepang di pasar otomotif Indonesia.
Booth Geely menjadi salah satu yang paling ramai selama pameran berlangsung. Merek ini memperkenalkan empat model andalan, yaitu Geely Xingyuan, Starray EM-i, Geely L380, dan SUV listrik Geely EX5. Setiap model menawarkan fitur unggulan yang menarik minat pengunjung.
Geely Xingyuan mencuri perhatian dengan adanya front trunk yang luas, fitur langka di kelasnya. Pengunjung juga antusias mengamati teknologi Extended-Range Hybrid pada Starray EM-i, yang diklaim mampu menempuh jarak lebih dari 1.000 km hanya dengan sekali isi bahan bakar dan baterai. Sementara itu, L380 mendapat apresiasi dari keluarga yang mencari MPV besar dengan kenyamanan premium.
“Masukan dari pengunjung sangat berharga bagi kami. Mulai dari ketertarikan pada front trunk hingga efisiensi Starray EM-i. Kami bangga bisa meraih 866 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) selama GIIAS 2025,” ujar Constantinus Herlijoso, Sales & Channel Development Director Geely Auto Indonesia.
Starray EM-i menjadi model utama yang menarik perhatian. Selain jangkauan berkendara yang luar biasa, mobil ini dilengkapi dengan ADAS Level 2, kursi elektrik, kamera 540 derajat, layar besar, dan sistem audio premium dengan 16 speaker. Desain eksterior yang modern dan futuristik juga turut meningkatkan daya tarik mobil ini.
Dominasi Merek Jepang Masih Terasa Kuat
Meski merek-merek Tiongkok seperti Geely, Wuling, dan Chery gencar meluncurkan model baru dengan harga kompetitif dan fitur lengkap, dominasi merek Jepang di Indonesia masih terasa kuat. Ada beberapa alasan utama yang menjelaskan hal ini.
Pertama, kepercayaan masyarakat terhadap merek Jepang sudah terbentuk sejak bertahun-tahun. Toyota, Honda, dan Mitsubishi telah membangun reputasi keandalan dan kualitas yang konsisten. Kedua, jaringan layanan purna jual merek Jepang tersebar hingga ke kota-kota kecil, sehingga perawatan kendaraan menjadi lebih mudah dan cepat.
Selain itu, harga bekas mobil Jepang cenderung stabil, menjadi pertimbangan penting bagi konsumen. Banyak pembeli mobil di Indonesia masih memilih merek yang sudah terbukti karena merasa lebih aman dan minim risiko.
Tantangan untuk Merek Tiongkok
Meski demikian, kehadiran Geely di GIIAS 2025 menunjukkan bahwa persaingan otomotif di Indonesia semakin dinamis. Namun, menembus loyalitas konsumen terhadap merek Jepang akan menjadi tantangan besar.
Strategi penetrasi pasar tidak hanya soal produk, tetapi juga membangun kepercayaan jangka panjang melalui layanan purna jual yang baik dan jaringan distribusi yang luas. Jika Geely mampu menggarap aspek ini, bukan tidak mungkin peta persaingan otomotif Indonesia akan berubah dalam beberapa tahun ke depan.