Al-Zaytun Hidupkan Indonesia Raya 3 Stanza, Bergema Hingga Penjuru Negeri
BSD City, Arteesid.com. Lagu kebangsaan Indonesia Raya sebenarnya memiliki tiga stanza. Namun, publik selama ini lebih akrab dengan satu stanza yang ditetapkan sebagai versi resmi. Belakangan, upaya untuk menghidupkan kembali versi lengkapnya mulai ramai diperbincangkan. Salah satu pihak yang konsisten mengusungnya adalah Kampus Al-Zaytun di Indramayu, sebagaimana diangkat dalam tayangan kanal YouTube LognewsTV.
Gerakan yang Dimulai Sejak 2016
Sejak tahun 2016, Al-Zaytun menggagas gerakan untuk menghidupkan kembali Indonesia Raya 3 Stanza. Gerakan ini tidak terbatas di ruang kelas, tetapi juga dikumandangkan di panggung, jalan raya, bahkan ruang kekuasaan.
Perjalanan Sepeda Anyer–Panarukan
Momen penting terjadi saat Syaykh Panji Gumilang, pimpinan Al-Zaytun, menginisiasi perjalanan sepeda bertajuk 2727 Anyer-Panarukan-PP. Perjalanan lebih dari 1.000 kilometer ini menelusuri jalur legendaris Daendels.
“Syair ini bukan sekadar lagu, tapi doa. Setiap kata adalah pengingat jati diri bangsa,” ungkap Panji Gumilang kala itu.
Dari Santri hingga Petani
Gerakan ini terus berlanjut dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari pelajar PAUD, mahasiswa, petani binaan P3KPI, hingga keluarga besar kampus, semuanya terbiasa melantunkan Indonesia Raya 3 Stanza secara penuh. Bahkan dalam acara keluarga, termasuk pernikahan putri Syaykh Panji Gumilang, lagu kebangsaan versi lengkap tetap dikumandangkan sebagai pembuka.
Lagu sebagai Pembentuk Karakter
Menurut Panji Gumilang, lagu memiliki kekuatan membentuk perilaku dan jati diri bangsa.
“Kalau musik rock bisa mengubah anak muda, maka Indonesia Raya 3 Stanza pun mampu membentuk karakter kebangsaan,” ujarnya.
Di Al-Zaytun, praktik menyanyikan lagu ini adalah bentuk nyata revolusi mental bukan sekadar slogan, melainkan tradisi yang dijalankan konsisten.
Gema hingga Senayan
Indonesia Raya 3 Stanza juga pernah terdengar di Gedung DPR/MPR. Dalam sebuah acara, para peserta menyanyikan tiga stanza penuh di hadapan Ketua MPR saat itu, Zulkifli Hasan. Responsnya beragam, bahkan ada perwira tinggi TNI yang baru menyadari bahwa lagu kebangsaan Indonesia sebenarnya terdiri dari tiga stanza.
Revolusi Mental ala Al-Zaytun
Bagi Al-Zaytun, konsistensi adalah bentuk keteladanan. “Tidak mungkin mengajak orang kalau kita sendiri tidak mengamalkan,” tegas Panji Gumilang.
Dari ruang kelas hingga jalur Anyer–Panarukan, dari sawah hingga Senayan, gema Indonesia Raya 3 Stanza perlahan kembali hadir di tengah rakyat sebagai doa dan pengingat kebangsaan.
`Selama 24 hari perjalanan sepeda, sebanyak 405 pesepeda diwajibkan menyanyikan Indonesia Raya 3 Stanza di setiap etape tanpa contekan. Mereka ditantang untuk menghafal sekaligus meresapi makna syair yang sarat doa bagi bangsa.