Perbedaan Oli Transmisi dan Mesin, Jangan Tukar!

Perbedaan Penting antara Oli Mesin dan Oli Transmisi CVT
BSD City, Arteesid.com. Banyak pemilik mobil mengira bahwa oli mesin dan oli transmisi Continuously Variable Transmission (CVT) sama saja. Mereka berpikir, selama bentuknya cair dan bisa melumasi, maka oli apa pun akan bekerja dengan baik. Padahal, sebenarnya oli mesin dan oli transmisi memiliki perbedaan yang sangat signifikan dalam fungsi, komposisi, dan risiko jika digunakan secara salah.
Kesalahan dalam memilih jenis oli dapat menyebabkan kerusakan serius pada kendaraan, mulai dari komponen mesin yang rusak hingga transmisi yang tidak berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan antara keduanya agar tidak terjadi kesalahan penggunaan.
Fungsi dan Tujuan Penggunaan
Oli mesin memiliki tugas utama untuk melumasi, membersihkan, dan mendinginkan komponen-komponen mesin seperti piston, crankshaft, dan camshaft. Komponen-komponen ini bekerja di bawah kondisi suhu tinggi akibat pembakaran internal, sehingga oli mesin dirancang untuk menahan oksidasi dan mengurangi gesekan.
Sementara itu, oli CVT berfungsi untuk melumasi sabuk baja dan pulley, serta mengatur tekanan hidrolik yang diperlukan untuk mengubah rasio gigi. Fungsi ini membuat formulasi oli CVT berbeda jauh dari oli mesin. Kedua jenis oli ini tidak bisa saling menggantikan karena karakteristik dan kebutuhan masing-masing komponen berbeda.
Komposisi dan Karakteristik
Oli mesin biasanya mengandung aditif khusus yang bertujuan untuk menjaga stabilitas di bawah suhu tinggi dan mencegah pembentukan kerak. Aditif ini juga membantu mengurangi gesekan antar komponen mesin yang bekerja keras.
Di sisi lain, oli CVT dirancang khusus untuk tahan terhadap tekanan gesekan yang tinggi antara sabuk dan pulley. Oli ini juga harus mampu menjaga friksi yang tepat agar tidak terjadi slip, serta memiliki viskositas dan sifat anti-foaming yang berbeda dari oli mesin. Hal ini membuat oli CVT tidak cocok digunakan sebagai pengganti oli mesin.
Risiko Jika Salah Penggunaan
Menggunakan oli mesin untuk CVT bisa menyebabkan beberapa masalah serius. Misalnya, sabuk baja bisa mengalami slip, tekanan hidrolik tidak stabil, dan akhirnya transmisi cepat rusak. Sementara itu, menggunakan oli CVT untuk mesin bisa menyebabkan pelumasan yang tidak optimal, meningkatkan gesekan, dan berisiko merusak komponen seperti piston dan bearing.
Kedua kesalahan ini memiliki konsekuensi yang sama-sama berat, yaitu kerusakan besar pada kendaraan dan biaya perbaikan yang sangat mahal. Oleh karena itu, penting untuk selalu memperhatikan spesifikasi pabrikan saat memilih jenis oli.
Kesimpulan
Oli mesin dan oli CVT adalah dua jenis pelumas yang memiliki tugas, komposisi, dan karakteristik yang sangat berbeda. Jangan pernah mencampurkannya bahkan dalam keadaan darurat, karena risikonya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Selalu gunakan oli sesuai dengan rekomendasi pabrikan dan lakukan penggantian rutin sesuai jadwal. Dengan begitu, mesin dan transmisi mobil akan tetap awet, performa kendaraan terjaga, dan kamu terhindar dari biaya perbaikan yang tidak perlu.